MALAKA – Koalisi Masyarakat Anti Korupsi (KOMPAK) Indonesia mengapresiasi Komisi Pemberantasan Indonesia (KOMPAK) karena mengambilalih proses hukum kasus korupsi pengadaan benih bawang merah Kabupaten Malaka. Sehingga, KOMPAK Indonesia akan mengawal secara ketat KPK dalam melakukan penyidikan tahap dua kasus korupsi yang merugikan keuangan negara kurang lebih sebesar Rp 4, 9 miliar.
Pernyataan sikap ini disampaikan Gabriel Goa, Ketua KOMPAK Indonesia di Jakarta kepada wartawan via pesan whatsApp dari ponselnya, Jumat (6/7/24).
Gabiel menyatakan sikap KOMPAK Indonesia untuk mengawal KPK dalam penyidikan kasus pengadaan benih bawang merah dengan alokasi anggaran APBD Kabupaten Malaka Tahun 2018 kurang lebih senilai Rp 9,8 miliar terkait informasi yang diterima Aliansi Rakyat Anti Korupsi Indonesia (ARAKSI) NTT tentang penyelidikan tahap dua, gelar perkara dan peningkatan status ke penyidikan kasus bawang merah sebagaimana yang dilansir media, belakangan ini.
Menurutnya, KPK perlu dikawal agar proses hukum lanjutan kasus bawang merah jangan lamban. Pegiat anti korupsi dan pers berintegritas wajib mengawal agar kasus ini dapat menjadi terang-benderang dalam waktu dekat. “Kalau perlu aksi besar-besaran di KPK RI,” ujar Gabriel.
KOMPAK Indonesia menyikapi kasus ini sejak dulu hingga sekarang karena terpanggil nurani kemanusiaan untuk menyelamatkan uang rakyat yang dirampok, adanya kepastian dan keadilan hukum. Karena itu, mendesak KPK RI segera menangkap dan proses hukum pelaku dan Actor Intelektualis korupsi berjamaah proyek pengadaan bawang merah Malaka.
Kedua, lanjutnya mengajak solidaritas pengiat anti korupsi dan pers untuk mengawal ketat KPK RI agar segera menangkap dan proses hukum pelaku dan Actor Intelektualis korupsi berjamaah bawang merah Malaka. Sehingga, kasus ini tidak “diesbatukan” (red, diendapkan). (dea)